Artikel Grand Tjokro Yogyakarta

image

Bulu Tangkis Masih Jadi Cabor Favorit di Indonesia

Bagi anda pecinta badminton pasti masih teringat jelas bagaimana kekecewaan para atlet badminton atau bulutangkis Indonesia kala dipaksa mundur dari BWF All England awal tahun lalu. Keputusan tersebut diambil lantaran atlet Tanah Air diketahui satu pesawat dengan atlet negara lain yang positif Covid-19. Sempat menjalani karantina mandiri, serta diusir dari arena Birmingham, kembali ke hotel tanpa fasilitas kendaraan dan tidak diperbolehkan menggunakan lift hotel, ternyata tidak cukup membuat Indonesia diberi kesempatan melanjutkan pertandingan menunjukan kebolehannya di kejuaraan All England 2021. Padahal, beberapa wakil dari Indonesia sudah dipastikan lolos ke babak selanjutnya.

Pihak panitia BWF memilih untuk mendepak atlet Indonesia secara sepihak. Kekecewaan tidak hanya diungkapkan oleh para atlet, tetapi juga datang dari berbagai kalangan masyarakat Indonesia. Permintaaan maaf dari pihak penyelenggara BWF All England kepada atlet Indonesia pun sudah disampaikan. Namun, ternyata belum cukup mengobati kekecewaan masyarakat. Meski harus menerima pengalaman pahit, tetapi hal itu tidak menyurutkan semangat para atlet bulu tangkis Indonesia untuk menghadapi kejuaraan lainnya.

Awal mula lahirnya olah raga badminton pertama kali diciptakan oleh tentara Britania di Pune, India pada abad ke-19. Meski pada abad ke-19 diselenggarakan turnamen bulu tangkis pertama, tetapi turnamen badminton pertama yang diselenggarakan secara resmi diadakan pada 4 April 1899. Kejuaraan inilah yang menjadi cikal bakal turnamen badminton bergengsi, All England. Tahun ini, total hadiah kejuaraan badminton paling bergengsi (All England Open 2021) mencapai USD 850.000 atau setara dengan Rp 12,2 miliar.

Kapan Indonesia bergabung di kejuaraan Badminton?

Sejarah bulu tangkis Indonesia sudah dimulai sejak tahun 1933, pada pemerintahan Hindia Belanda. Saat itu dibentuklah organisasi bulu tangkis Bataviase Badminton Bond dan Batavise Badminton League. Sejak 1934, bulu tangkis mengalami perkembangan sangat pesat, hingga pada tahun 1951 diselenggarakan kongres pertama PBSI. Sejak memiliki naungan resmi, Indonesia banyak mengikuti turnamen tingkat internasional, salah satunya adalah All England.

Legenda badminton Indonesia tidak lepas dari sederet pemain badminton legendaris yang berhasil mengharumkan nama bangsa di olimpiade dunia. Nama-nama seperti Liem Swie King yang bermain di tahun 1970an dijuluki Raja Smash, berhasil menyabet gelar di kejuaraan badminton bergengsi kelas dunia seperti tiga juara All England tahun (1978, 1979 dan 1981), medali emas Asian Games 1978, dan piala Thomas. Liem Swie King juga menerima penghargaan Hall of Fame dari Federasi Bulu Tangkis Internasional (BWF) atas prestasi-prestasinya.

Maria kristin Yulianti yang juga dijuluki sebagai Queen of Rubber Game. Perempuan asal Tuban ini pun turut menyumbangkan sejumlah penghargaan untuk Tanah Air seperti medali perunggu pada Olimpiade Beijing dan beberapa gelar kejuaraan BWF. Nama Rudy Hartono pernah tercatat dalam Guiness Book of World Record atas prestasinya membawa Indonesia menjuarai 8 kali All England dan 4 gelar Thomas cup. Rudy Hartono kian melegenda kala menjadi pemenang termuda pada turnamen bulu tangkis All England.

Prestasi Susi Susanti yang tidak diragukan lagi membuatnya menjadi salah satu pemain bulu tangkis legendaris sepanjang sejarah. Puncak prestasinya ketika Susi dan Alan Budikusuma sukses mempersembahkan medali emas tunggal putri dan tunggal putra pada kejuaraan Olimpiade Barcelona pada tahun 1992. Susi dan Alan menjadi Atlet badminton pertama yang berhasil meraih medali emas pada Olimpiade Barcelona. Selain itu, Susi juga berhasil meraih sejumlah gelar bergengsi lainnya.

Meski mengalami regenerasi atlet badminton Indonesia, namun tidak membuat prestasi bulu tangkis Indonesia merosot. Sebaliknya, baru-baru ini Mutiara Ayu Puspitasari dan Patra Harapan Rindo serta pasangan bermainnya Muh Putra Erwiansyah, berhasil membawa pulang dua gelar juara pada Kejuaraan Slovenia International 2021 yang diselenggarakan pada 19 Maret - 22 Mei 2021. Kejuaraan Slovenia sendiri diikuti oleh 350 pebulu tangkis dari berbagai negara.

BOOK NOW!