Artikel Grand Tjokro Jakarta

image

Sejarah Perkembangan Air Mineral

Ketika masuk ke deretan bagian minuman kemasan di minimarket atau supermarket, kita dihadapkan dengan begitu banyak merek dagang air mineral. Meski demikian, saat mendengar kata “air mineral kemasan” sering kali secara spontan kita langsung teringat oleh salah satu merek dagang air mineral. Jika menelusuri perusahaan air mineral pertama di dunia dan kapan air mineral kemasa ditemukan, kita akan mendapati kisah panjang asal mula air mineral kemasan yang terjadi di beberapa daerah Inggris. Namun, tahukah anda kalau salah satu perusahaan air mineral terbesar di dunia pada awalnya didirikan di Indonesia?

Sejarah air mineral kemasan di Indonesia dicetuskan oleh Hendrik Freerk Tillema, pria berdarah Belanda. Pada tahun 1870an Hendrik meluncurkan produk air minum kemasan dengan nama Hygeia. Kota Semarang menjadi tempat di mana air mineral kemasan pertama dibuat. Namun, pada saat itu ide Hendrik tidak mendapat sambutan hangat oleh masyarakat saat itu. Orang-orang pada masa itu justru menganggap konyol ide Hendrik. Mereka berpikir untuk apa membeli air minum dalam kemasan sedangkan air sumur atau air PAM dapat mereka minum. Penolakan itu membuat Hendrik akhirnya harus menutup Hygeia.

60 tahun berlalu dari usaha Hendrik memasarkan air kemasan Hygeia, Tirto Utomo , pria yang memiliki nama Tionghoa Kwa Sien Biauw, mengikuti jejak Hendrik. Melalui perusahaannya, PT. Golden Mississippi, ia meluncurkan produk air mineral kemasan dengan merek dagang Aqua. Ia memikirkan secara masak-masak kandungan dalam air mineral yang ia pasarkan dan dari mana asal air mineral yang akan ia produksi. Tirto menggunakan air pegunungan yang sudah melalui proses ultraviolet dan ozonisasi. Proses inilah yang menjadi jawaban dari pertanyaan masyarakat tentang apa bedanya air mineral dengan air minum biasa. Air mineral yang dihasilkan Tirto bening, tanpa aroma, tanpa warna, tanpa gula dan pengawet. Aqua pertama kali beredar di pasaran pada tahun 1974. Saat ini, Aqua berada di bawah naungan Danone.

Banyaknya bermunculan merek air mineral kemasan menimbulkan tanta tanya pada benak konsumen, apakah air mineral setiap merek berbeda? Mengapa ada banyak merek air mineral yang dipasarkan? Faktanya, meski terlihat sepele hanya air putih dalam botol, tetapi kandungan air mineral setiap merek berbeda-beda dengan rasa yang berbeda juga. Ternyata, kandungan mineral dalam airlah yang membuat rasanya berbeda-beda. Selain kadar mineral, hal lain yang menjadi pembeda setiap merek adalah sumber air yang digunakan (mata air pegunungan atau sumber air yang dalam/ di bawah tanah).

Apakah kemasan air mineral botol bisa dipakai berulang? Jawabannya adalah tidak. Plastik yang digunakan untuk botol minum air mineral kemasan tidak didesign untuk pemakaian berulang. Lantas, mengapa kita menggunakan galon berulang? Air galon berkapasitas 19 liter umumnya menggunakan bahan plastik yang dapat digunakan berulang. Hal inilah yang menjadi perbedaan air mineral botol dengan galon.

Bisnis air mineral apakah menguntungkan?

Bisnis air mineral kemasan terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Setiap tahunnya, Danon mampu memproduksi setidaknya 79 juta galon per tahun. Jadi, bisa anda bayangkan omset penjualan air mineral produk air dalam kemasan rintisan Tirto Utomo tersebut.

BOOK NOW!